sugih tanpo bondo digdoyo tanpo aji artinya, sugih tanpo bondo artinya, digdoyo tanpo aji, digdoyo tanpo aji artinya, digdoyo artinya, arti kata sugih tanpo bondo digdoyo tanpo aji, arti sugih tanpo bondo, sugih tanpo bondo, arti digdoyo tanpo aji, arti sugih tanpo bondo digdoyo tanpo aji, arti digdoyo, sugih bondo artinya, sugih tanpa bondo artinya, digdoyo, sugih tanpo bondo digdoyo tanpo aji, arti sugih bondo, apa arti sugih tanpo bondo digdoyo tanpo aji, sugih tanpo bondo sekti tanpo aji artinya, bondo artinya, sugih tanpa bondo, mantra banyak santri, urip tanpo bondo digdoyo tanpo aji, bondo artinya jawa, sakti tanpo aji, sekti tanpo aji digdoyo tanpo montro


  • Sugih Tanpo Bondo artinya Kaya tanpa bersandar pada Materi/Benda
  • Digdoyo Tanpo Aji artinya Sakti / Kuat bersandar pada Ajian atau Mantra
  • Nglurug Tanpo Bolo artinya Menyerang Tanpa Keroyokan / Pasukan
  • Menang Tanpo Ngasorake artinya Menang Tanpa Merendahkan
  • Trimah Mawi Pasrah artinya Menerima dengan Kepasrahan
  • Suwung Pamrih Tepi Ajrih artinya Tidak Ada Niat Jahat, Tidak Perlu Takut
  • Langgeng Tan Ana Susah Tan Ana Bungah artinya Tetap Tenang dalam Susah maupun Senang
  • Anteng Manteng Sugeng Jeneng artinya Tenang / Diam, Fokus dan Sungguh-Sungguh, Maka Akan Selamat Sentosa

“Sugih tanpo bondo“

Makna kalimat ini berarti kaya tanpa banyak harta. Maksud dari kalimat tersebut adalah kaya tidak harus memiliki harta yang banyak. Bahwa kekayaan itu tidak harus diukur dari harta benda. Orang bisa kaya dalam segi ilmu pengetahuan agama, kaya dari segi banyaknya saudara, kesehatan, ketenangan hati, kehidupan keluarga kita penuh keharmonisan, ketentraman, dan lain – lain.

Hal ini senada dengan ajaran agama Islam. Nabi Muhammad SAW dalam kehidupannya mengajarkan untuk manusia bekerja dengan keras. Nabi Muhammad SAW tidak menganjurkan manusia untuk mengejar harta benda, tetapi yang harus dikejar adalah ridha dari Allah SWT, yakni lewat berbuat baik sesama manusia.

“Digdoyo tanpo aji”

Artinya memiliki kesaktian tanpa menggunakan ajian (mantra) atau jimat. Makna dari kalimat ini adalah mengajarkan bahwa untuk menjadi sakti itu bukanlah didapatkan dari ajian atau jimat, tetapi kesaktian itu didapatkan dari Tuhan. Caranya lewat sikap tawakal pada Allah SWT. Dengan sikap inilah, Alah SWT akan ridha pada kita sehingga segala apapun tidak akan membuat kita menderita.

Membahas urusan rezeki memang dibutuhkan suatu keyakinan pada diri kita. Adakalanya kadang kita khawatir atau was-was, jika berkaitan urusan rezeki kita. Ya lumrah, wong ya tataran kita manusia biasa. Namun, seyogyanya tak perlu kita risaukan hal demikian karena Allah SWT sudah menjaminnya untuk semua makhluk hidup. Seharusnya kita harus mengkhawatirkan amalan kita karena Allah SWT tidak menjamin kita masuk surga.

Seperti yang disampaikan oleh Ibnul Qoyim dalam Al – Fawa`id sebagai berikut : Beliau berkata,“ fokuslah pikiranmu untuk memikirkan apapun yang diperintahkan Allah SWT kepadamu.” Jangan menyibukkan dengan rezeki yang sudah dijamin untukmu karena rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah dijamin untukmu. Rezeki dan ajal adalah dua hal yang sudah ditentukan. Maka selama masih ada sisa ajal, rezeki pasti datang. Jika Allah SWT dengan hikmah-Nya berkehendak menutup salah satu rezekimu, Allah SWT pasti dengan rahmat-Nya membuka jalan yang lain yang lebih bermanfaat bagimu.

Konsultasi Kebutuhan Anda dengan Tim PABRIKVANDEL.COM | GRATIS!